KPI STAIN MADINA Gelar Webinar: Menguak Genosida Palestina dari Perspektif Komunikasi Penyiaran Islam
- Kategori : Kampus
- Dibaca : 328 Kali
Mandailing Natal, 02 Juni 2024 - Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) STAIN Mandailing Natal (MADINA) menyelenggarakan webinar bertema "Menguak Genosida Palestina dari Perspektif Komunikasi Penyiaran Islam". Acara ini menghadirkan dua narasumber terkemuka, yaitu H. Muhammad Nasir, Lc., S.Pd.I (Ketua MUI Mandailing Natal) dan Dr. Harjani Hefni, MA (Ketua Dewan Pakar DPP ASKOPIS dan Dosen KPI FUAD IAIN Pontianak). Webinar ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, serta masyarakat umum yang antusias.
Dr. Marlina, MA, Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas partisipasi para peserta dan narasumber. Beliau berharap diskusi ini dapat membuka wawasan tentang pentingnya peran komunikasi dalam menyuarakan keadilan dan kemanusiaan. "Kami berharap diskusi ini dapat membuka wawasan kita semua tentang pentingnya peran komunikasi dalam menyuarakan keadilan dan kemanusiaan. Terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras untuk menyukseskan acara ini. Semoga webinar ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua," ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. H. Sumper Mulia Harahap, M.Ag, Ketua STAIN MADINA, menekankan bahwa genosida Palestina merupakan isu kemanusiaan yang membutuhkan perhatian serius dari seluruh pihak. Menurutnya, komunikasi penyiaran Islam memiliki peran strategis dalam menyuarakan kebenaran dan membela hak-hak mereka yang tertindas. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah menyelenggarakan webinar ini. Genosida Palestina merupakan isu kemanusiaan yang membutuhkan perhatian kita semua. Dalam konteks ini, komunikasi penyiaran Islam memiliki peran penting untuk menyuarakan kebenaran dan membela hak-hak mereka yang tertindas," ungkapnya.
Dr. Harjani Hefni, Lc, MA, dalam paparannya menjelaskan bahwa genosida di Palestina harus dilihat dari berbagai fungsi komunikasi Islam, seperti fungsi informasi, meyakinkan, mengingatkan, memotivasi, ta’aruf, bimbingan, kepuasan spiritual, dan menghibur. "Dalam fungsi informasi, pentingnya menyebarkan berita genosida Palestina secara benar dan akurat untuk menyadarkan masyarakat internasional. Fungsi meyakinkan melalui dialog dan debat untuk menguatkan dukungan terhadap Palestina. Fungsi mengingatkan dan memotivasi masyarakat agar terus memperjuangkan hak-hak Palestina," jelasnya.
Ia menekankan pentingnya menyebarkan berita genosida Palestina secara benar dan akurat untuk menyadarkan masyarakat internasional. Selain itu, dialog dan debat diperlukan untuk menguatkan dukungan terhadap Palestina, serta mengingatkan dan memotivasi masyarakat agar terus memperjuangkan hak-hak Palestina.
H. Muhammad Nasir, Lc., S.Pd.I, Ketua MUI Mandailing Natal, dalam webinar tersebut menyampaikan, "Genosida yang terjadi di Palestina merupakan tragedi kemanusiaan yang harus kita suarakan dengan lantang. Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk membela hak-hak saudara kita di Palestina melalui berbagai media komunikasi. Salah satu langkah nyata yang bisa kita ambil adalah mengikuti fatwa MUI tentang boikot produk yang berafiliasi dengan Israel. Boikot ini bukan hanya sebagai bentuk protes, tetapi juga sebagai upaya konkret untuk menekan ekonomi pihak yang mendukung penjajahan dan penindasan terhadap bangsa Palestina. Melalui pendekatan Komunikasi Penyiaran Islam, kita bisa menyebarkan kebenaran, membangun kesadaran global, dan menggalang dukungan internasional demi menghentikan kekejaman yang mereka alami," tegasnya.
Webinar ini menegaskan bahwa Komunikasi dan Penyiaran Islam memiliki posisi strategis dalam menyuarakan keadilan dan menghentikan genosida di Palestina. Melalui pendekatan komunikasi yang efektif, diharapkan informasi mengenai penderitaan masyarakat Palestina dapat tersebar luas, sehingga menggerakkan hati nurani masyarakat dunia untuk bertindak. Semoga usaha ini menjadi bagian dari ikhtiar kita untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.