ASKOPIS Gelar Konsinyering Penyusunan Borang Akreditasi Prodi KPI Menuju Unggul se-Indonesia
- Kategori : Kampus
- Dibaca : 593 Kali
Yogyakarta, 09 Agustus 2024 - Asosiasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (ASKOPIS) baru-baru ini menggelar acara konsinyering penyusunan borang akreditasi program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan borang akreditasi yang unggul bagi seluruh Program Studi KPI di Indonesia, baik yang berada di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS). Acara ini diselenggarakan melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh sekitar 100 perwakilan dari kepala dan sekretaris program studi KPI di seluruh Indonesia.
Konsinyering ini dipandang penting sebagai langkah strategis untuk meningkatkan mutu dan daya saing program studi KPI di tingkat nasional. Dalam sambutan pembukaannya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) ASKOPIS, Dr. Mohammad Zamroni, M.Si., menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen ASKOPIS dalam mendukung upaya seluruh prodi KPI untuk meraih akreditasi unggul. “Kami berharap melalui konsinyering ini, kita dapat memperkuat sinergi dan berbagi strategi efektif dalam penyusunan borang akreditasi, sehingga program studi KPI mampu menjadi yang terdepan dan unggul di Indonesia,” ujar Dr. Zamroni.
Acara konsinyering ini dipandu oleh Dr. Juni Wati Sri Rizki, S.Sos., M.A., yang bertindak sebagai MC dan moderator. Dengan pengalamannya dalam dunia akademik dan pengelolaan program studi, Dr. Juni Wati berhasil memfasilitasi jalannya diskusi dengan baik, sehingga para peserta dapat memahami materi yang disampaikan dan terlibat aktif dalam sesi tanya jawab.
Sebagai pemantik utama dalam acara ini, Prof. Dr. Ilyas Supena, M.Ag., yang merupakan asesor BAN-PT dan anggota Dewan Pertimbangan DPP ASKOPIS, menyampaikan berbagai tips dan trik dalam penyusunan borang akreditasi. Beliau menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap setiap aspek yang dinilai dalam akreditasi, serta bagaimana menyusun borang yang komprehensif dan sesuai dengan standar BAN-PT. “Borang akreditasi bukan sekadar dokumen administratif, tetapi cerminan kualitas pendidikan di suatu program studi. Oleh karena itu, setiap bagian dari borang harus disusun dengan cermat dan menggambarkan keunggulan yang dimiliki oleh program studi,” tegas Prof. Ilyas.
Selain pembahasan teknis mengenai penyusunan borang, acara ini juga difokuskan pada evaluasi kurikulum KPI yang sedang berjalan. Kurikulum merupakan salah satu aspek kunci dalam akreditasi, dan oleh karena itu, perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan relevansinya dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Prof. Ilyas juga menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam kurikulum, termasuk memasukkan isu-isu kontemporer seperti media digital dan komunikasi global ke dalam materi ajar.
Para peserta konsinyering, yang terdiri dari para akademisi dan pengelola program studi KPI, sangat antusias mengikuti acara ini. Banyak di antara mereka yang mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman dalam proses penyusunan borang akreditasi di institusi masing-masing. Diskusi yang berlangsung interaktif tersebut menghasilkan berbagai ide dan strategi baru yang dapat diterapkan untuk memperkuat kualitas borang akreditasi.
Di penghujung acara, Dr. Mohammad Zamroni menyampaikan harapannya agar hasil dari konsinyering ini dapat segera diimplementasikan oleh seluruh peserta dalam penyusunan borang akreditasi di program studi mereka masing-masing. “Dengan kerja keras dan komitmen bersama, saya yakin program studi KPI di Indonesia dapat meraih akreditasi unggul, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan Islam di tanah air,” tutup Dr. Zamroni.
Kegiatan konsinyering ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga mempererat kerjasama antar program studi KPI di seluruh Indonesia. Melalui upaya kolaboratif ini, diharapkan seluruh program studi KPI dapat terus berkembang dan berkontribusi positif bagi masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional.